Thursday, May 25, 2017

Smart Kampung: Di Banyuwangi

Desa Kampung Anyar, Sebuah Kota di Dalam Desa


Menuju Anyar


Lokasi desa Kampung Anyar, berada di kecamatan Glagah. Jaraknya sekitar 12.9 KM dari ibukota Banyuwangi. Melewati jalan yang agak sempit, disepanjang kiri dan kanan bisa dijumpai sawah, terkadang melewati pohon-pohon bambu, dan juga beberapa petak kebun jagung, 12 menit perjalanan dengan menggunakan motor/mobil bisa sampai di persimpangan desa Kampung Anyar.

Desa ini merupakan salah satu pilot project pemkab Banyuwangi menjadi Smart Kampung. Nuansa alam yang kental dan indah dipandang oleh mata, daerah yang jauh dari kata kumuh, lingkungannya yang bersih, udara juga masih terasa segar sangat nyaman untuk dikunjungi.

Balai desa, atau kantor desanya berada didataran yang agak tinggi, berdampingan dengan sebuah surau, diantara keduanya tampak seperti jalan utama menuju perumahan warga lainnya. Suara sungai, parit, atau kali sebutannya namun sangat jernih airnya terdengar riak bergemuruh.

Ketika rombongan kami tiba dilokasi, beberapa staf dengan kepala desa dan pak camat sudah siap menyambut kedatangan kami dengan ramah. Langsung disuguhi oleh kopi lokal yang terasa seperti dicampur dengan rasa coklat, katanya memang kopi disana terasa agak seperti itu. Singkong yang digoreng renyah juga dihidangkan diatas meja, didepan kantor desa yang dijadikan sebagai balai pertemuan indoor tanpa sekat dinding tapi beratap modern, membuat suasana tak terlalu gerah karena angin alam bebas keluar masuk diruangan yang terbuka.

Pelayanan Desa


Dilihat dari pelayanannya, Kampung Anyar memiliki sistem yang baik dalam pemerintahan desa, dimana perangkat desa menerapkan 7 kriteria sebuah Smart Kampung antara lain:


  1. Pelayanan Publik
  2. Pemberdayaan Ekonomi
  3. Pelayanan Kesehatan
  4. Pengembangan Pendidikan dan Seni Budaya
  5. Peningkatan Kapasitas SDM
  6. Integrasi Pengentasan Kemiskinan
  7. Melek Informasi Hukum
Untuk itu, Kampung Anyar (KA) menjadi salah satu pilot projectnya Pemkab Banyuwangi dalam meningkatkan kualitas pedesaan.

Jika dilihat dari Pelayanan Publik, KA memoles kantor desa menjadi tempat yang nyaman, sehingga masyarakat pun tidak segan untuk datang memenuhi standar kehidupan di pedesaan. Kepala Desanya sempat mengatakan, sebelumnya kantor desa ini struktur bangunannya agak tinggi, masyarakat pun jadi segan untuk datang ke kantor, hal ini membuat semua perangkat desa setuju untuk "memapas" struktur bangunan sehingga saat ini nampak sederhana namun tetap nyaman.

Pemberdayaan Ekonomi juga terus digalakkan dengan mendirikan BUMDes, yaitu Badan Usaha Milik Desa. BUMDes dibangun berdampingan dengan kantor pelayanan. Segala macam produk yang dijual merupakan hasil dari bisnis atau usaha masyarakat setempat. Mulai dari gantungan kunci, pernak pernik, makanan ringan, hingga kopi bubuk asli buatan warga setempat.

Berseberangan dengan kantor desa, terdapat sebuah balai kecil yaitu Pelayanan Kesehatan. Sebuah gedung yang tidak terlalu besar itu selalu aktif untuk melayani masyarakat. Walaupun jauh dari fasilitas di Puskesmas, namun untuk first aid di balai tersebut cukup memenuhi.

Demi Meningkatkan Kapasitas SDM khususnya dalam pemerintahan desa, Kepala Desa juga merekrut para lulusan-lulusan sarjana yang dibutuhkan oleh desa. Untuk saat ini, KA berbenah dalam informasi teknologi guna meningkatkan pelayanan secara online. Ada 3 orang sarjana muda yang lulus dari jurusan TI (Komputer) yang diberdayakan oleh pemerintahan desa. 

Hal lain yang menarik adalah, perangkat desa membuat sebuah tim kecil yang dinamakan Pemburu Kemiskinan. Dimana tim kecil tersebut bertugas untuk mencari warga yang masih dikategorikan kurang mampu didesanya. Nanti, dari hasil "pemburuan" akan digunakan untuk program-program Pengentasan Kemiskinan sehingga penggunaan anggarannya dapat tepat.

No comments:

Post a Comment