Wednesday, February 10, 2016

Jembatan Tayan, Pedagang: Jangan diresmikan dulu lah…


Berwisata, hal itu lah yang menjadi tujuan dari libur yang lumayan panjang oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, begitu pula dengan masyarakat di Kalimantan Barat. Terdapat beberapa pilihan wisata di Kalimantan Barat yang dapat dipilih seperti pantai, kelenteng, dan taman bunga di Singkawang, mendaki bukit Jamur di Bengkayang atau bukit Kelam di Sintang, dan menikmati air terjun di kecamatan Kembayan, Sanggau. Namun, saat ini ada satu lokasi yang juga dijadikan destinasi wisata lainnya, yaitu Jembatan Tayan di Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau.

Ya, jembatan adalah satu salah infrastruktur penghubung antara daratan yang satu dengan daratan yang lainnya. Jembatan Tayan mulai dibangun pada September 2012 lalu dengan biaya dari berbagai sumber seperti APBN, APBD Provinsi, dan pinjaman luar negeri dengan perbandingan 10% dari Pemerintah dan 90% dari pinjaman Tiongkok. Saat ini proyek besar tersebut telah selesai dikerjakan dalam waktu kurang lebih 3 tahun sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh pihak-pihak terkait.

Pekerjaan ini telah selesai dari beberapa bulan yang lalu, namun hingga saat ini (9 Februari 2016) jembatan tersebut belum dibuka untuk lalu lintas kendaraan umum karena menunggu rekomendasi dari kementerian terkait dan menyesuaikan jadwal Presiden Joko Widodo sehingga jalur utama masuk dan keluar jembatan dipagari serta dikunci dengan gembok.

Walaupun demikian, para wisatawan lokal tetap mengunjungi jembatan yang di klaim menjadi jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah jembatan Suramadu dengan panjang 1.440 meter ini. Wisatawan yang datang pun berasal dari berbagai daerah sekitar.

Entis dan Eson, dua orang mahasiswa di salah satu universitas di Pontianak ini mengaku menyempatkan diri untuk singgah sembari istirahat dari Kabupaten Sintang menuju Kota Pontianak.

Pak Subaygo asal Kabupaten Sintang mengatakan bahwa ia secara pribadi sangat bangga dengan adanya pembangunan jembatan Tayan ini, sehingga dapat menjadi akses utama dalam pembangunan, perekonomian, dan peluang-peluang lainnya bagi masyarakat. Pak Subagyo juga sengaja membawa serta anak istrinya untuk melihat secara langsung jembatan Tayan ini karena rasa penasarannya yang hanya mendengar kata orang dan berita di media online.

Karena sudah terlalu mainstream bagi Ibu Utin untuk berlibur ke pantai, maka beliau mengajak suami dan anaknya dari Mempawah langsung ke Tayan melewati Kota Pontianak. Ibu Utin beserta suami juga sangat penasaran dengan jembatan Tayan yang mirip dengan jembatan The Coathanger di kota Sydney, Australia. Bedanya, jembatan The Coathanger ini melintasi sungai Parramatta, penghubung Sydney Utara dan Kota Kirribilli. Sedangkan Jembatan Tayan melintasi sungai Kapuas, yaitu penghubung kecamatan Tayan dengan desa Piasak.

Ada juga rombongan ibu-ibu yang berasal dari Kabupaten Landak menikmati hari libur tanpa berladang atau menoreh getah di kebun, memilih santai bersama sambil bergosip dan saling membagi cerita di tengah jembatan yang berwarna merah putih ini. Ibu-ibu mengaku ditengah jembatan ini bisa menikmati angin segar dari Sungai Kapuas bahkan enggan pulang ke rumah.

Beda ceritanya dengan seorang ibu asal Tayan, persis tinggal dipinggiran jembatan yang membuka kios kecil makanan dan minuman untuk di dagangkan. Ibu ini mengaku bahwa rejekinya bertambah semenjak masyarakat berdatangan ke jembatan ini. “kalau bisa jangan di resmikan dulu lah, dagangan banyak laku, tabungan bisa bertambah, untuk kebutuhan rumah tangga juga lah” ujarnya.

Begitulah daya tarik tersendiri jembatan ini, bukit dan pantai cukup menjadi wisata alam yang harus di jaga keasriannya. Jembatan Tayan yang menjadi destinasi sementara wisata mata dan objek selfi ini mudah-mudahan tetap membawa manfaat bagi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya kecamatan Tayan sebelum ataupun setelah peresmian nantinya.
Para pengunjung memarkirkan kendaraannya di sepanjang jalan menuju Jembatan Tayan

Pengunjung Mengabadikan Momen

Sebagian kendaraan Bermotor di parkir di tepi sungai

Sebagian Pedagang yang Membuka Lapak Dagangannya

Sebagian Masyarakat Memanfaatkan Perahunya Sebagai Transport Wisata Lokal
Untuk Menikmati Pemadangan Jembatan Tayan di Tengah Sungai. Harga Yang Dikenakan
Sekitar Rp 20.000,-/orang

Para pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Kalimantan Barat mengantri
untuk masuk ke lokasi jembatan.
Karena jembatan ini belum diresmikan sehingga diberi pagar penghalang.


Jadi, resmikan secepatnya, ataukah tetap diundur peresmiannya? :D






No comments:

Post a Comment